Senin, 27 April 2020

CARA-CARA PENGAWETAN BAMBU

Perlukah bambu itu untuk diawetkan, jawabnya adalah sangat perlu, sebab apabila bambu itu tidak diawetkan maka bila di pergunakan untuk bahan bangunan yang semi konstruksi permanen hanya akan kuat selama kira-kira 3 (tiga) tahun saja, begitu juga apabila dipergunakan untuk kerperluan alat-alat rumah tangga.

Bambu adalah material alami organik yang kandungan gulanya cukup tinggi yang merupakan makan yang sangat disukai oleh kumbang, bubuk, serta cendawan dan yang lainnya maka dari itu apabila tidak di awetkan maka sebentar saja bambu-bambu itu akan diserang oleh hama tersebut tadi. Maka karena hal tersebut tadi maka banyak orang berupaya untuk mengawetkan bambu mulai dengan cara tradisional sampai dengan cara yang moderen.

1. Methode pengawetan secara tradisional
Iyalah dengan jalan, setelah bambu-bambu tersebut di potong lalu di keringkan dulu ditempat yang teduh artinya pengeringan yang tidak kena sinar matahari langsung, sehingga keringnya akan pelan pelan dan tidak menjadikan bambu tersebut menjadi pecah atau retak-retak pada fisiknya, setelah kering betul, bambu tersebut di maksukan ke dalam selokan yang berlumpur selama kurang lebih 2 sampai 3 bulan dan setelahnya baru di pergunakan.




2. Mempergunakan semi modern 
Yaitu pengawetan yang mengunakan campuran antara Borax dan Boric, kemudian dilarutkan kedalam cairan dengan perbandingan 3 : 2 dengan konsentrasi maksimum 5 % , dan di campur dengan air kurang lebih 20 liter banyaknya serta pewarna makanan ini dimaksudkan untuk mengetahui perjalanan pengawetan dan biasaya mengunakan warna yang kontras.

Kemudian bagian atas bambu yang kira-kira panjangnya 20 cm tersebut dirusak dengan cara di cacah pada daging bambu bagian dalam sampai satu lingkaran penuh, jangan sampai pecah, karena kalau pecah maka larutanya tidak akan tertampung sempurna. Perlakuan tersebut untuk semua bambu yang akan diawetkan. Kemudian bambu di sandarkan pada tower yang tersedia sampai seluruh bambu dapat tertampung.

Bambu yang di sandarkan di tower tersebut arus terlindung dari air hujan dan sinar matahari secara langsung pada bagian atasnya. Setelah semua disandarkan maka proses selanjutnya adalah dengan mengisi bagian bambu sebanyak ½ liter ataupun sesuai dengan kapasitas dari potongan bambu yang ada. Dan tiap hari dilakukan pengecekan dan penambahan cairan sesuai dengan ukuran yang ada,jangan lupa untuk dicatat berapa tambahan cairan yang ada. Kegiatan tersebut dilakukan sampai hari ke empat atau ke enam. Setelah hari ke enam dichek perjalana cairan pengawet sampai ruas mana dengan cara di lubangi ataupun di potong pada bagian bawah bambu. Tetapi kalau sudah sampai maka bambu bisa di keringkan sampai kering betul kemudian baru dipergunakan.

Pengawetan Bambu dengan Metode Modern 


Adapun cara pengawetan bambu secara Modern yaitu semua bambu yang telah dikeringkan secara alami, lalu di masukkan kedalam tabung dari besi sampai penuh lalu di tutup, kemudian di aliri zat pengawet bambu, ada juga yang tabung tersebut di kasih tekanan udara sedemikian rupa.

Adapun lama proses pengawetan bambu dengan menggunakan metode ini adalah ber-variasi tergantung dari sepesifikasi larutan obat pengawet tersebut, biasanya pada bungkus larutan tersebut sudah ada tabelnya, jadi kalau bisa dipatuhi dengan demikian dapat mengahasilkan produk yang optimal.

Demikian beberapa cara pengawetan bambu supaya tahan lama dan tidak mudah di makan oleh bubu, cendawan serta rayap, dan khususnya untuk bambu yang tertanam di dalam tanah sebelum di masukkan supaya di cat dengan TER.