Pada suatu hari Nakula menyamar sebagai raja di Trancang Gribig dengan gelar Prabu Candrageni. Ia melayangkan surat tantangan kepada Prabu Anom Suyudana, Prabu Baladewa, dan Adipati Karna.
Ketiga raja itu setelah menerima surat tantangan. kemudian segera menyerangnya tetapi ketiganya dapat ditaklukkan serta ditawan di Trancang Gribig beserta permaisurinya yakni Banowati dan Surtikanti.
Sementara Prabu Yudistira dan adik-adiknya sangat khawatir karena kehilangan Nakula yang telah lima tahun hilang tanpa ada kabar beritanya. Atas perintah Begawan Abiyasa, mereka pergi ke Dwarawati menemui Sri Kresna.
Ketiga raja itu setelah menerima surat tantangan. kemudian segera menyerangnya tetapi ketiganya dapat ditaklukkan serta ditawan di Trancang Gribig beserta permaisurinya yakni Banowati dan Surtikanti.
Sementara Prabu Yudistira dan adik-adiknya sangat khawatir karena kehilangan Nakula yang telah lima tahun hilang tanpa ada kabar beritanya. Atas perintah Begawan Abiyasa, mereka pergi ke Dwarawati menemui Sri Kresna.
Setelah Kresna menerima laporan dari Prabu Yudistira, segera memerintahkan untuk menyerang negara Trancang Gribig, sedangkan Arjuna telah mendahului berangkat yang disertai para panakawan. Setibanya di kerajaan, Arjuna langsung membebas-kan Prabu Suyudana, Prabu Baladewa, Adipati Karna serta Dewi Banowati dan Surtikanti tanpa sepengetahuan Prabu Candrageni maupun Dewi Setya Purnama, istri Candrageni.
Setelah itu Gatotkaca dan Abimanyu datang membawa surat untuk Candrageni, yang isinya bahwa raja Amarta akan menyerang kerajaannya. Maka peperangan terjadi; semua ksatria dan sentana Pandawa tidak ada yang kuat melawan kesaktian Candrageni. Akhirnya Kresna meminta Sadewa untuk menandingi, maka Candrageni yang berperang tanding dengan Sadewa itu berubah ujudnya semula menjadi Nakula dan bergabung kembali dengan kakak-kakaknya.